Apakah Hati Pendosa Pasti Sudah Mati?

Syekh Ibnu ‘Athaillah dalam al-Hikam, menjelaskan tanda matinya hati adalah sebagai berikut:

من علامات موت القلب عدم الحزن على ما فاتك من الموافقات وترك الندم علي ما فعلته من وجود الزلات
“Termasuk tanda-tanda matinya hati adalah tidak merasa gelisah atas ibadah yang tertinggal tidak terlaksanakan dan tidak menyesal atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan.”
Untuk mendeteksi hati yang mati, beliau memberikan dua indikator matinya hati. Kedua indikator diatas akan menjadi instrument evaluasi diri. Apakah hati ini masih hudup atau sudah mati?
Apabila kita lebih jeli meneliti, indikator pertama, "tidak ada perasaan sesih bila terlewatkan kesenpatan beramal". Dengan indikator semacam ini, maka orang yang tidak beramal baik, seperti sholat, hatinya belum dikatakan mati jika dalamnya terdapat rasa sedih.
Atau indikator kedua, "tidak adanya penyesalan atas bermacam pelanggaran yanag telah dilakukan". Dengan artian, orang yang banyak melanggar aturan Allah sekalipun, hatinya tidak dikatakan mati, jika dia masih menyesal. Artinya, hati pendosa belum tentu mati.
Allah tidak melihat seketika perbuatan manusia, karena berbuat salah adalah keniscayaan bagi anak adam. Seandainya kita berbuat baik, maka bersyukur adalah jalan yang terbaik. Dan seandainya kita berbuat jelek, jangan lantas kejelekan itu menyekat jarak antara kita dan Allah. Sebaik-baik pendosa adalah yang bertaubat.
(Achmad Maushul Mustaji)