Gara-gara Berebut Sepucuk Surat, Berujung Maut


Seorang raja memiliki teman bijak yang selalu mendampingi dan  menjadi teman bicaranya, sebutlah namanya  hakam, ia selalu menyampaikan pesan-pesan bijak pada raja.

أحسن إلى المحسن بإحسانه فإن المسيء ستكفيه إساءته

"Balaslah kebaikan seseorang dengan kebaikan. Namun jika ia berbuat keburukan, cukup keburukannya yang akan membalasnya."

Kata-kata bijak ini selalu mengawali pertemuanya dengan raja.

Raja sangat menyukai orang ini karena keahlian dan ucapannya yang penuh dengan kata-kata bijak. 

Tanpa disadari, kedekatanya dengan raja  menuai iri dan dengki dari si Fulan, sehingga menyusun rencana untuk membunuh hakam. 

“Hakam beranggapan bahwa anda bau mulut, Dia akan menyumbat hidungnya jika tuan mendekatinya” . kata si Fulan mulai menghasud raja . Namun Sang Raja tidak langsung percaya dengan ucapan si Fulan 

“Baik akan aku buktikan dulu kebenaran ucapanmu”. Raja mulai terhasud ucapanya ,

Sebelum hakam di panggil oleh raja 

Hakam diundang oleh si Fulan kerumahnya. Lalu disuguhi makanan yang beraroma bawang putih.  Usai jamuan makanan itu hakam langsung menuju istana raja. Dia tidak sempat untuk mencuci melutnya terlebih dahulu 

"Balaskan kebaikan seseorang dengan kebaikan. Namun jika ia berbuat keburukan, cukup keburukannya yang akan membalasnya”. Ucap hakam mengawali pertemuan dengan raja

Untuk membuktikan kebenaran perkataan si Fulan, Raja mendekati hakam. Raja berkata dalam hatinya  benar saja hakam langsung menutup hidungnya ketika aku mendekatinya,

Raja punya kesimpulan bahwa si Fulan benar perkataanya.

Sebagai seorang Raja,  perintahnya pasti akan dipatuhi oleh bawahanya. Raja menulis sebuah perintah dalam selembar kertas kepada salah satu gubernurnya. Lalu Raja menyuruh  hakam untuk mengantarkan, dan sebagai obat lelah, Sang Raja memberikan hadiah kepada Hakam.

Dengan patuh Hakam berangkat  membawa surat dan hadiah pemberian Raja. Tiba-tiba di tengah jalan si Fulan menghadangnya “apa itu?”. Pertanyanya ketika melihat Hakam membawa sesuatu 

“Hadiah dari raja dan aku diperintah mengantar suratnya”.  jawab Hakam,

“Berikan hadiah itu padaku, aku yang akan mengantarkan suratnya”. Si Fulan  menawarkan jasa karna menginginkan hadiah dari Raja. 

Kemudian Hakam memberikan surat itu. Dan Surat itupun diantar oleh si Fulan kepada Gubenur sesuai dengan alamat yang tertera. Setelah gubenur membaca surat dari sang Raja, Gubenur  tersebut mengatakan “isi surat ini menyatakan bahwa aku harus memutong kepalamu serta mengulit kulitmu” .

Lalu si Fulan berkata sambil gemetar . “Surat itu bukan melikku, tunggu! aku akan konfirmasi dulu terhadap Raja, bahwa surat itu bukan mililkku”.

“Sayang sekali, tidak ada konfirmasi untuk titah raja”. Kata gubenur.

Perintah yang ada dalam surat itupun Langsung dilaksanakan. Waktu sudah berlalu. Hakam datang menemui Sang Raja sebagaimana hari hari sebelumnya, Dia duduk dan mengucapkan kata-kata sebagaimana biasanya. Rajapun heran melihat hakam  duduk dalam keadaan sehat di hadapannya.  

“Baru kali ini perintah tidak dilaksanakan oleh gubernur ”. Kata raja dalan hatinya. 

“Apa yang kamu lakukan dengan surat itu?”. Tanya raja pada Hakam”

“Di jalan aku bertemu si Fulan  dia menawarkan jasa akan mengantarkan surat tuan”. Hakam menjawab.

Rajapun teringat peristiwa kemarin “Kemarin si Fulan mengatakan kepadaku bahwa engkau menyangka aku adalah orang yang bau mulut“.

“Maaf aku sama sekali tidak pernah punya dugaan seperti itu”. Kata hakam.

“Lantas mengapa engkau meletakkan tanganmu di hidung dan mulutmu, ketika aku mendekatimu?”. Kata Raja.

Hakam menjawab, kemarin si Fulan memberikan makanan yang beraroma bawang putih kepadaku, hamba takut tuan Raja mendengar bau mulut hamba. 

Raja berfikir, tergiang di benaknya kata-kata bijak yang selalu diucapkan oleh Hakam.

"Kau benar wahai Hakam, kembalilah ketempatmu , cukup bagimu, perlakuan jelek orang lain sebagai pembalas orang itu”. Ucapan Raja meniru kata-kata Hakam

Disarikan dari kitab Ihyak Ulumiddin Juz 3 halaman 185

Penulis : fauzan adzim   

Editor : Achmad Maushul