Bahtsul Masail Fiqhiyah 45-46

BMF (Bahtsul Masail Fiqhiyah) Pondok pesantren Todungih telah digelar pada malam Selasa 29 safar 1446 H, Yang bertempat di halaman Gedung Ibnu Khaldun. kegiatan bahtsul Masail ini merupakan agenda tahunan Pondok Pesantren Tidungih yang dilaksanakan sebanyak dua kali, pasca IMDA I dan pasca IMDA III. Adapun tujuan di adakannya kegiatan ini antara lain untuk memotivasi santri agar lebih semangat dalam bermusyawaroh dan terus mengasah kemampuan mereka dalam memahami secara mendalam terhada kitab-kitab salaf warisan para ulama'.

Dalam kegiatan Bahtsul Masail yang dilaksanakan pasca imda I ini pengurus mengundang semua instansi baik makhadiyah maupun madrasiah dan juga perwakilan dari kelas mulai kelas 6 ibtidaiyah sampai kelas 3 aliyah. Bertindak sebagai moderator adalah Ustad Zubair Husnan (Staf Pengajar MJF) dan R. Muhammad Kholid Rosyad (Kepala Batartama) sedangkan Muharrir dan Musohhih adalah Ustad Lukman Hakim (Staf Pengajar MJF, Katib MWCNU Proppo & Perumus BM di PCNU Pamekasan)

Alhamdulillah acara berlangsung dengan lancar dan penuh antusias dari para peserta hingga penghujung acara. Kurang lebih ada 4 asilah yang diamanahi oleh panitia namun yang terbahas hanya dua masalah karena keterbatasan waktu dan diakhir acara Dewan Musohhih, Ustad Lukman hakim menyampaikan apresiasi terhadap perkembangan cara santri Pondok pesantren Todungih dalam membahas masalah "Kemampuan santri di Pondok Pesantren Todungih sudah mulai ada peningkatan dari pada tahun-tahun sebelumnya baik dalam mebaca kitabnya dan cara mencari takbir sudah ada perkembangan untuk menuju lebih baik"

Masih menurut Ustad Lukman, cara pandai mengikuti Bahtsul Masail, diantara syaratnya adalah : 

1. Harus bisa baca kitab

2. Sering membaca kitab 

3. Bisa mendefinisikan masalah atau tahqiqul masalah, jadi klau ada masalah maka harus di definisikan dulu masuk pada masalah atau bab apa? lalu kalau sudah tahu devinisinya maka dicari di kitab-kitab salaf lansung pada babnya kalau tidak ada cari persamaannya dan perlu diketahui bahwa kitab itu ada yang muktabaroh ada yang tidak, terutama di maktabah syamilah kita harus antisipasi terhadap kitab-kitab karya ibnu taymiyah, wahabi, syiah atau kitab-kitab kontemporer sperti kitab mausuah-mausuah kan ada rujukannya kita harus cari rujukannya langsung waspada pada fatwa-fatea yangg nyeleneh harus hati-hati atau juga kumpulan masalah-masalah" kata beliau.

Kemudian acara ini ditutup oleh moderator dan diakhiri dengan do'a khitamul majelis.

Penulis : Moh. Syarif Hidayatullah

Editor   : Achmad Maushul